Pandangan Generasi Z terhadap Karya Sastra Fiksi di Indonesia


Pandangan Generasi Z terhadap Karya Sastra Fiksi di Indonesia

Penulis: Nur Faizatun Khasanah


Pada kenyataannya karya sastra fiksi banyak sekali jenisnya, tidak sebatas novel saja. Melainkan bisa berupa puisi, novelet, cerpen, cerbung, dan lain sebagainya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karya fiksi adalah cerita berdasarkan khayalan atau tidak berdasarkan kenyataan yang bersumber dari pikiran si penulis.

Di Indonesia sendiri, karya fiksi sudah bertebaran di mana-mana. Di toko buku contohnya, para pembaca bisa langsung mencarinya di sana sesuai minat masing-masing. 

Namun, di Indonesia sendiri karya fiksi ini masih sering dipandang sebelah mata. Banyak yang menganggap jika karya tulis fiksi sekadar karya tanpa manfaat yang akan membuang waktu apabila dibaca.

Padahal selama proses menulis karya fiksi, keterampilan bahasa, menulis, dan mengolah alur cerita si penulis sendiri benar-benar harus maksimal.

Hal-hal tersebut diupayakan secara maksimal agar menghasilkan karya tulis fiksi yang maksimal pula. Oleh karena itu, para pembaca akan dibuat tertarik oleh tulisan fiksi tersebut.

Perlu diketahui, menulis fiksi merupakan kegiatan menuangkan segala ide menjadi sebuah tulisan berdasarkan imajinasi si penulis agar dapat dinikmati oleh pembaca. (Ardini & Kanzunnudin: 2022).

Generasi Z sendiri adalah generasi yang dilahirkan antara tahun 1955 sampai tahun 2010. (Ardini & Kanzunnudin: 2022). Satu fakta lain yaitu para penulis cerita fiksi ini didominasi oleh Generasi Z.

Namun, faktanya tingkat literasi di Indonesia sangat rendah, meskipun Generasi Z sendiri sudah termasuk di dalamnya. Alhasil, minat membaca bisa dikatakan rendah pula persentasenya. 

Maka dari itu, perlunya pemikiran dari sudut pandang yang berbeda agar tingkat literasi di Indonesia bisa terus meningkat. Pastinya supaya karya tulis memiliki banyak penikmat dan tidak dianggap sepele.

Terlebih sekarang, karya tulis fiksi ini tidak hanya dimuat pada sebuah aplikasi menulis dan dalam bentuk cetak. Akan tetapi, dimuat juga di media sosial yang banyak digandrungi oleh Generasi Z.

Salah satu contohnya yaitu pada aplikasi Twitter atau X. Di sana banyak karya fiksi berupa AU _(Alternate Universe)_ yang sampai kini banyak dikonsumsi oleh Generasi Z. Bahkan, penulisnya sendiri juga termasuk Generasi Z.

"Karya fiksi yang bermanfaat biasanya mengandung pesan moral atau pelajaran hidup yang bisa menginspirasi pembaca. Contohnya, novel yang mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, keberanian, atau empati," ungkap perempuan bernama Siti Rodhatul Khoirot— salah satu pengurus Area Penjelajah Sastra— ketika dimintai keterangan saat wawancara. 

"Sementara itu, karya fiksi yang kurang bermanfaat bisa berisi konten yang mungkin mempromosikan perilaku negatif, kekerasan tanpa tujuan yang jelas, atau pesan yang merugikan atau merendahkan nilai-nilai positif. Tapi, ya, penilaian ini juga tergantung pada sudut pandang masing-masing pembaca," sambungnya.

Selain itu, karya fiksi juga bisa dijadikan sebagai bentuk hiburan yang dapat dijadikan pelarian oleh pembaca dan penulis dari kehidupan nyata. (2017, dalam Trianda & Krismayani, 2022). 

Terlebih, banyak sekali Generasi Z yang membutuhkan sesuatu sebagai pelarian serta hiburan ketika merasa lelah akan kehidupan mereka. Maka karya fiksi ini bisa menjadi pilihan yang tepat sebagai objek dari peralihan sementara tersebut.


Editor: Siti Khoeriyah

DAFTAR PUSTAKA:

Ardini, F. E., & Kanzunnudin, M. (2022, December). Pemanfaatan Twitter Sebagai Wadah Keterampilan Menulis Cerita Fiksi Bagi Generasi Z di Era 5.0. In Seminar Nasional Peran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Industri Kreatif Era 5.0 (Vol. 1, No. 1, pp. 83-88).

Trianda, Y., & Krismayani, I. (2022). Literasi Informasi Relasional Penulis Karya Fiksi dalam Proses Kepenulisan Karya Fiksinya: Sebuah Kajian Systematic Literature Review pada Database Tandofline. Anuva: Jurnal Kajian Budaya, Perpustakaan, dan Informasi, 6(2), 189-204.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komunitas: Sebuah Upaya Daring Pembelajaran Literasi

TBM Harapan Jogja: Pengembangan Literasi Lewat Praktik Menulis

Bahasa Puisi yang Begini dan Begitu