Waspada Dampak Negatif Menulis Fiksi Dewasa Pada Penulis di Bawah Umur
Waspada Dampak Negatif Menulis Fiksi Dewasa Pada Penulis di Bawah Umur
Penulis: Nur Faizatun Khasanah
Saat ini, banyak penulis di bawah umur yang sudah berani menulis karya fiksi bergenre dewasa. Padahal, hal tersebut sangat sensitif juga berkonotasi negatif bagi diri mereka sendiri dan bagi para pembaca.
Di antara banyaknya genre fiksi yang ada—seperti halnya fiksi remaja, religi, romansa, fantasi, dan lain sebagainya— malah banyak penulis di bawah umur yang justru memilih membuat karya bergenre dewasa. Hal tersebut jelas menjadi sesuatu yang harus diberantas agar kualitas penulis di Indonesia terus terjaga dan makin menonjolkan citra positif.
Bukan masalah apabila penulis muda ingin berkarya. Akan tetapi, mereka harus tetap memikirkan segala konsekuensi serta aturan agar tidak melanggar norma agama, terlebih adat kebudayaan masyarakat Indonesia masih cenderung agamis. Lingkup agamis ini jelas sangat menentang perilaku yang jelas-jelas menyimpang, terutama dalam lingkup penyimpangan seksual.
Sangat miris jika penulis di bawah umur dengan perasaan bahagia menulis cerita fiksi dengan genre yang seharusnya mereka hindari hanya untuk menarik banyak pembaca. Memang faktanya adanya apabila cerita dengan unsur dewasa lebih sukses menarik minat dan perhatian dari pembaca cerita fiksi.
Selain pembaca yang akan termanipulasi, penulisnya sendiri pun demikian. Mustahil apabila penulis di bawah umur mampu menciptakan cerita fiksi dewasa tanpa mengonsumsi bacaan serupa. Hingga otak yang tadinya terhindari dari pemikiran negatif, seketika menjadi terkontaminasi pemikiran kotor. Hal ini akan mempengaruhi cara kerja otak, menurunnya nilai moral, semakin banyaknya penyimpangan seksual hingga semakin menipisnya nilai-nilai agama.
Data Komnas Anak mengatakan jika dari tahun ke tahun, angka kehamilan pranikah meningkat dan lebih dari 93,7% pelajar SMP dan SMU di Indonesia pernah melakukan ciuman, dan lain sebagainya (Piera, 2021). Ini merupakan salah satu contoh akibat yang salah satu penyebabnya ialah maraknya cerita fiksi dewasa yang beredar.
Salah satu aplikasi menulis di antara aplikasi lain yang kini banyak menampung cerita dewasa dengan penulis usia dini adalah Wattpad. Jika ditelusuri, terbilang banyak karya sastra dewasa tanpa sensor terpampang nyata di sana. Keberadaannya pun bisa dikonsumsi dengan bebas, meskipun oleh pembaca di bawah umur sekalipun.
Maka dari itu, perlunya pengawasan dari orang terdekat, penyuluhan dari pemerintah, edukasi untuk sang penulis, dan juga kesadaran dari penulis sendiri agar menghentikan proses menulis sastra berunsur dewasa. Ingin berkarya bukan masalah, asalkan tetap mengutamakan norma yang berlaku.
Jadi, dapat disimpulkan bahwasanya dampak negatif menulis ataupun mengonsumsi sastra dewasa yaitu dapat menurunkan nilai moral seseorang, menjadi salah satu penyebab maraknya perilaku menyimpang, menipisnya nilai-nilai agama pada diri seseorang, dan paling penting adalah menurunnya pola pikir positif dari penulis cerita dewasa yang masih di bawah umur.
Editor: Siti Khoeriyah
Referensi
Della Del Piera, P. S. Pengaruh Membaca Cerita Dewasa di Wattpad Terhadap Perilaku Seksual Remaja (Bachelor's thesis, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).
Komentar
Posting Komentar