Peran Perpustakaan dalam Mendukung Terciptanya Semangat Membaca Generasi Z
Peran Perpustakaan dalam Mendukung Terciptanya Semangat Membaca Generasi Z
Penulis: Nur Faizatun Khasanah
Menurut KBBI, perpustakaan adalah tempat koleksi buku, majalah, dan bahan kepustakaan lainnya yang disimpan untuk dibaca, dipelajari, dan dibicarakan. Perpustakaan memiliki peranan penting sebagai tempat yang menyajikan kepada khalayak umum agar apa yang disimpan di perpustakaan tersebut dapat diakses dan digunakan dengan leluasa.
Maka dari itu, keberadaan perpustakaan tidak boleh dianggap sepele. Meskipun di zaman modern seperti sekarang, membaca bisa dilakukan secara online atau melalui e-Book. Namun, hal tersebut pasti mempunyai kendala tersendiri, seperti halnya signal atau bahkan memiliki efek buruk pada kesehatan penglihatan.
Dampak negatif membaca secara online di antaranya adalah mudah terkena radiasi mata, keterbatasan koneksi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, keberadaan perpustakaan offline di berbagai tempat akan sangat membantu, terutama dalam memupuk semangat membaca. Kegiatan membaca tidak boleh dianggap sepele, karena dengan membaca banyak manfaat yang dapat diambil, salah satunya yaitu mendapat ilmu pengetahuan terbaru.
Fakta pahitnya ialah tingkat membaca di Indonesia masih terbilang minim. Dengan adanya perpustakaan umum, diharapkan dapat berperan membina serta meningkatkan minat baca masyarakat, karena dengan membaca diinginkan tiap individu mendapat informasi dari bahan pustaka serta memperoleh pengertian mendalam terkait suatu peristiwa (Kurniawati & Prajarto, 2015). Kemudian menurut Nashihuddin, perpustakaan tidak hanya sebagai sumber informasi dan pengetahuan, melainkan sebagai media pembelajaran sepanjang hanya yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan.
Namun, sayangnya keberadaan perpustakaan umum di zaman sekarang menjadi jarang dijamah. Alasannya karena dunia digital lebih menarik dan mudah diakses kapan pun dan di manapun. Walaupun demikian, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah pihak perpustakaan bisa menyelenggarakan program literasi digital. Hal ini mampu ditunjukkan melalui kerja sama, seperti halnya pelaksanaan program pembelajaran online dan akses informasi digital dengan mempergunakan berbagai fasilitas TIK perpustakaan (Nashihuddin, 2019).
Program tersebut bisa menjadi solusi agar keberadaan perpustakaan tetap berguna, walau tidak dikunjungi secara langsung. Setidaknya minat baca masyarakat menjadi lebih tergugah untuk membaca buku yang tersedia di perpustakaan. Entah buku fiksi ataupun nonfiksi, keduanya memiliki peran masing-masing dalam menggugah minat baca seseorang.
Selain itu, perkembangan teknologi dan informasi di zaman sekarang telah menyebar luas, masyarakat banyak belajar sehingga menerima perkembangan demi sebuah kemajuan (Fitriah, 2020). Hal tersebut menjadi tantangan lain bagi perpustakaan, mengingat melalui internet segala informasi bisa dengan mudah didapat. Berbeda dengan perpustakaan yang persediaan bukunya terkadang terbatas, sehingga segala informasi yang sedang dibutuhkan belum tentu dapat ditemukan.
Akan tetapi, kegiatan membaca tidak serta merta dilakukan di saat seseorang sedang membutuhkan informasi. Membaca bisa dilakukan kapan pun, termasuk di kala bosan, di mana waktu luang tersebut akan lebih bermanfaat. Menurut Anawati, apabila seseorang kerap membaca, dari sana akhirnya terbitlah sebuah kebiasaan membaca yang di mana dapat memenuhi kebutuhan diri. Melalui membaca buku secara langsung, setidaknya kecanduan diri terhadap gadget bisa diatasi perlahan, sehingga keberadaan perpustakaan yang nyaman mampu berperan penting di sini.
Berdasarkan data United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), presentase minat baca anak Indonesia hanya 0,01 persen. Artinya dari dari 10,000 anak bangsa, hanya satu orang yang gemar membaca. Oleh sebab itu, keberadaan perpustakaan di setiap daerah akan sangat membantu. Mengingat barang kali seseorang yang memiliki minat baca walau masih secuil, setidaknya akan mau bertandang ke perpustakaan untuk membaca buku yang menarik minat dan perhatian.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peran perpustakaan terhadap mendukung minat baca Generasi Z sangat penting. Selain tempat yang nyaman, perpustakaan bisa dikunjungi oleh siapa pun dan pastinya terdapat sistem pinjam meminjam buku yang telah diterapkan. Di luar itu, sebagai bentuk solusi atas perkembangan teknologi di zaman modern seperti sekarang, sudah banyak perpustakaan yang menerapkan sistem akses menggunakan internet.
Sekarang ini, segala informasi bisa diakses melalui media sosial, tanpa mengenal waktu dan keberadaan sang pengguna. Oleh karena itu, dengan segala kemudahan yang diberikan oleh pihak perpustakaan, diharapkan minat baca setiap orang bisa meningkat, sebab banyak manfaat dari kegiatan tersebut. Seperti halnya mendapat informasi dan ilmu pengetahuan baru secara lebih mendalam.
Editor: Siti Khoeriyah
Daftar Pustaka
Anawati, S. (2017). Peran Perpustakaan Dalam Peningkatan Minat Baca Masyarakat. Jurnal Pustaka Ilmiah, 3(1), 270-274
Fitriah, H. (2020). Peran perpustakaan digital di era millinea.
Kurniawati, R. D., & Prajarto, N. (2015). Peranan Perpustakaan Dalam1vieningkatkan Minat Baca Masyarakat: Survei Pada Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Selatan= The Role Of The Library In Improving The Reading Habit Of Society: Survey At Public Library Of South Jakarta District. Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 3(7).
Nashihuddin, W. (2019). Peran Perpustakaan sebagai Media Literasi Digital Masyarakat. Jurnal Politik Dan Sosial Kemasyarakatan, 11.
Komentar
Posting Komentar