Peranan Premis, Karakterisasi Tokoh, dan Outline pada Cerita Fiksi

Peranan Premis, Karakterisasi Tokoh, dan Outline pada Cerita Fiksi
Penulis: Nur Faizatun Khasanah

Premis, karakterisasi tokoh, dan outline merupakan komponen penting dalam pembentukan sebuah cerita. Sebelum menulis cerita, akan jauh lebih baik apabila ketiga komponen tersebut disusun demi kelancaran kepenulisan sebuah karya fiksi. Meskipun pada faktanya terbilang cukup banyak penulis fiksi yang menyusun cerita tanpa membuat ketiga elemen ini.

Padahal ketiganya akan sangat membantu dan bermanfaat selama proses menulis. Terlebih bagi penulis cerita fiksi yang ingin cepat selesai dan menghindari plot hole. Mengingat menulis cerita fiksi memang benar-benar harus fokus, terlebih jika menulis novel—di mana jumlah kata minimal yang ditulis sebanyak empat puluh ribu.

Oleh sebab itu, penulis tidak boleh menganggap sepele keberadaan premis, karakterisasi tokoh, dan outline. Alasannya karena ketiga komponen ini merupakan bagian utama dari proses menulis cerita fiksi, sehingga harus dipahami setiap peran dan cara penyusunannya. 

Ini dia penjelasan lebih lanjut terkait premis, karakterisasi tokoh, dan outline:

1. Premis

Menurut KBBI, premis adalah pernyataan mengenai apa yang dianggap benar sebagai landasan kesimpulan; dasar pemikiran; alasan. Tujuan dibuatnya premis yaitu agar landasan cerita terkait konflik utama yang akan disusun tidak goyah.

Rumus penyusunan premis ini sendiri cukup sederhana. Hanya terdiri dari tokoh utama, tujuan atau keinginan tokoh, hambatan tokoh, dan resolusi.

2. Karakterisasi Tokoh

Karakterisasi tokoh juga tidak kalah penting. Karakterisasi tokoh disusun untuk kepentingan kekokohan dan ketetapan karakter masing-masing tokoh dalam cerita.

Selain itu, karakterisasi tokoh ini bisa meminimalisir adanya plot hole. Pasalnya, semua yang menyangkut karakter—mulai dari penampilan fisik, sifat, dan latar belakang tokoh tercantum di sini.

Untuk memulai penyusunan karakterisasi tokoh bisa dikelompokkan berdasarkan jenis karakter—tokoh protagonis, antagonis, dan ttritagonis Ini merupakan acuan dasar yang dapat memudahkan proses menulis sebuah cerita. 

3. Outline (Kerangka Cerita)

Outline atau kerangka cerita sesungguhnya berperan paling penting di antara kedua komponen lain. Hal tersebut disebabkan oleh seluruh plot cerita, mulai dari prolog sampai epilog tercantum di sini. 

Jika cerita tersebut tidak terdapat prolog dan epilog, penulis bisa langsung menyusun outline berisikan bab satu sampai bab ending. Hal ini dapat membuat proses menulis isi cerita menjadi lebih lancar dan bisa terhindar dari plot hole.

Sama seperti karakterisasi tokoh, pembuatan outline juga tidak membutuhkan rumus khusus. Hanya saja harus mengelompokkan per bagian—mulai dari bab bagian perkenalan, bab bagian konflik, dan bab bagian penyelesaian.

Editor: Siti Khoeriyah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komunitas: Sebuah Upaya Daring Pembelajaran Literasi

TBM Harapan Jogja: Pengembangan Literasi Lewat Praktik Menulis

Bahasa Puisi yang Begini dan Begitu