Seni dan Sastra sebagai Media Terapi? Memang Bisa?
Seni dan Sastra sebagai Media Terapi? Memang Bisa?
Oleh Ni Luh Putu Damayanti
---
sumber: Dmytro Zinkevych
Banyak orang beranggapan healing ataupun terapi merupakan ajang untuk jalan-jalan di tempat yang mahal, indah, dan menenangkan. Namun, ternyata ada cara healing murah yang tidak akan mengusik kantong-kantong kaum mendang-mending ataupun mereka yang tidak memiliki biaya. Salah satunya adalah seni dan sastra, di mana sebenarnya menulis dan melukis ataupun kegiatan lainnya yang berhubungan dengan seni dan sastra dapat meringankan beban yang sedang dipikul seseorang.
Dalam hal ini, baik seni maupun sastra dapat membantu seseorang dalam proses meluapkan emosi, mengungkapkan perasaan, dan proses sembuh dari berbagai kesehatan mental; salah satunya seperti gangguan stress pasca trauma atau dalam bahasa medisnya Post-Traumatic Stress Disorder. Kedua hal ini mampu merangsang emosi seseorang agar mampu meluapkan dan membuat mereka lebih terbuka dan mampu menyalurkan perasaan mereka.
Puisi sendiri menjadi salah satu bentuk terapi yang murah, tidak hanya membuat, membaca puisi pun dapat membantu seseorang untuk mengungkapkan kegundahan ataupun kegelisahan yang tengah dia rasakan. Bahkan, para pembaca pun dapat merasakan emosi yang penulis ciptakan sehingga emosi yang pembaca pendam pun dapat terluapkan.
Di dalam seni sebagai media terapi, ada banyak hal yang bisa seseorang lakukan untuk meluapkan ataupun menggambarkan perasaan mereka. Mulai dari menggambar, melukis, mewarnai, ataupun bermusik. Menurut Psychology Today, Art Therapy dapat membantu seseorang dalam meredakan stres, cemas, anxiety, hingga meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Dengan melukis ataupun membuat karya sejenisnya, secara perlahan dapat mengurangi permasalahan psikologis seseorang.
Di Indonesia sendiri telah banyak tempat-tempat art therapy. Art therapy memang dihadirkan untuk menuangkan pikiran dan emosi terdalam manusia. Perasaan-perasaan yang sulit untuk diungkapkan akan dengan mudah manusia ungkapkan melalui art therapy.
Menurut Watson, ada tiga emosi dasar yang dimiliki oleh manusia, yaitu ketakutan, marah, dan cinta. Tiga jenis emosi ini bisa berkembang suatu saat nanti menjadi kecemasan, amarah, dan simpati. Di mana setiap emosi itu perlu dicurahkan melalui cara-cara yang berbeda bagi setiap orang. Salah satunya ialah melalui seni serta sastra untuk mencurahkan emosi tersebut.
Editor: Siti Khoeriyah
Dattar pustaka:
Alif. Id. (2020). Terapi Sastra Bagi Jiwa Kita. Diakses pada 06 Maret 2024, dari terapi sastra bagi jiwa kita
Jawapos. (2020). Berpuisi Sebagai Terapi. Diakses pada 06 Maret 2024, dari berpuisi sebagai terapi
Halodoc. (2019). Seni Sebagai Terapi Gangguan Jiwa. Diakses pada 06 Maret 2024, dari seni sebagai terapi gangguan jiwa
CXO Media. (2022). Seni Sebagai Terapi, Apa Bisa?. Diakses pada 06 Maret 2024, dari seni sebagai terapi apa bisa

Komentar
Posting Komentar