Mengenal Teater Koma dari "Cinta Semesta, Ketika Tak Mungkin Melawan Alam Semesta"

ditulis oleh Cahyo Saputro

gb.1 Teater Koma

Perkembangan teater konon dimulai dari seorang penyair Athena yang hingga kini diperdebatkan. Kemunculan teater di Indonesia sendiri terjadi di sekitar abad ke-20 dengan melahirkan banyak komunitas cikal bakal penggedhe dalam ranah teater. Salah satunya adalah Teater Koma. Teater Koma adalah sebuah kelompok teater yang mempunyai dorongan dan iktikad ingin menghadirkan tontonan teater yang diharapkan akan punya warna lain dari warna-warna kelompok teater yang sudah ada selama ini (Mardjono, 2012: 422). Teater Koma didirikan pada tanggal 1 Maret 1977 oleh Nano Riantiarno, Ratna Riantiarno, dan angkatan pendiri di mana Nano Riantiarno bekerja sebagai sutradara sekaligus penulis skenario.

Pada akhir tahun 2020, Teater Koma mengadakan pementasan dengan tajuk "Cinta Semesta". Pementasan ini merupakan sekuel lanjutan dari pentas yang berjudul "Gemintang". Musibah pandemi yang meng-global waktu itu, menuntut digitalisasi terhadap cara pementasan teater koma sehingga pementasan "Cinta Semesta" dilakukan secara virtual atau dalam di LOKETLIVE dan GO-PLAY pada Sabtu, 12 Desember pukul 13.00 dan 19.30 WIB serta hari Minggu, 13 Desember pukul 19.30 WIB. Tiket pertunjukan ini dapat dibeli melalui situs www.teaterkoma.com.org dan GoTIX.id. dengan harga tiket Early Bird 1 Rp35.000, tiket Early Bird 2 seharga Rp50.000, dan tiket normal seharga Rp75.000. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar penonton dapat menyaksikan pertunjukan dari rumah semasa pandemi. Durasi pementasan ini berbeda dengan pementasan sebelum-sebelumnya, di mana durasi "Cinta Semesta" berlangsung selama 99 menit dengan konsep teknisnya disesuaikan dengan aspek kenyamanan apabila disaksikan melalui ponsel, PC, atau TV.

Skenario naskah pementasan "Cinta Semesta" ditulis oleh Nano Riantiarno, disutradarai oleh Idries Pulungan, dengan wakil pimpinan produksi di bawah naungan Rasapta Candrika. Pementasan ini dibintangi oleh lima orang, yaitu Rangga Riantiarno, Sari Majid, Sekar Dewantari, Bunga Karuni, dan Hengky Gunawan. Proses kreatif pementasan dilakukan selama kurang lebih 7 bulan dengan 20 kali sesi latihan. Pementasan ini dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta.

Naskah "Cinta Semesta" ini menceritakan tentang percintaan antara seorang manusia yang bernama Arjuna dengan seorang alien bernama Sembadra yang berasal dari galaksi yang letaknya di ujung semesta. Kisah berawal di Observatorium Bosscha Lembang, dua ilmuwan tua bernama Arjuna dan Chan Lan Nio bersiap-siap menyambut kedatangan seorang tamu istimewa. Dia adalah Sri Ratu Saspikaraturnakasih dari Planet Pispakanakasssuah, didampingi penasehat sekaligus pengawal pribadinya, Ababakababa.

Sang Ratu datang untuk menyampaikan pesan bagi Arjuna, bahwa Sumbadra, wanita dari planet Ssumvitphphpah yang dicintai Arjuna, mungkin akan datang lagi ke Bumi. Sumbadra sudah bisa menemui Arjuna, karena perang yang melanda planetnya telah usai.

Menurut saya, terobosan dari ide pementasan secara virtual merupakan hal yang baru dan mesti dikembangkan dalam perkembangan teknologi kali ini. Terlepas dari kondisi pandemi, inovasi agar komunitas teater mana pun terus melanjutkan karyanya merupakan suatu hal yang perlu diapresiasi. Pemanfaatan teknologi inilah yang seharusnya ditiru oleh komunitas-komunitas teater lain dalam pelaksanaan teknis pementasan miliknya. Perlu diketahui, tulisan ini hanya berupa apresiasi terhadap Teater Koma dalam acaranya sewaktu pandemi. Jika kalian mencari bagaimana proses kreatif naskahnya, silakan berkunjung ke website https://www.teaterkoma.org

Yogyakarta, 21 Agustus 2024




DAFTAR PUSTAKA

Anisa, Dina Fitri. 2020. Cinta Semesta, Konsep
Baru Pertunjukan Teater Koma. Beritasatu.com. Diakses pada Selasa, 30 Mei 2023 pukul 19.45 WIB. Pada laman https://www.beritasatu.com/hiburan/708353/cinta-semesta-konsep-pertunjukan-baru-teater-koma
Janti, Firda. 2020. Serba-serbi Teater Koma Cinta
Semesta, Digelar Virtual hingga Selipkan Pesan Cinta. Kompas.com. Diakses pada Selasa, 30 Mei 2023 pukul 19.43 WIB. Pada laman, https://www.kompas.com/hype/read/2020/12/10/200737366/teater-koma-cinta-semesta-ketika-tak-mungkin-melawan-alam-semesta?page=all#page2
Mardjono, Johann. Teater Koma “Sebuah
Harapan yang Terus Berlangsung”. Fakultas Film dan Televisi (FFTV) Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Diakses pada Selasa, 30 Mei 2023 pukul 19.37 WIB. Pada laman, https://jurnal.isi.ska-ac.id.
Saputra, Galih Agus. 2020. Teater Koma Tutup
Tahun dengan Cinta Semesta. Mediaindonesia.com. Diakses pada Selasa, 30 Mei 2023 pukul 19.50 WIB. Pada laman https://m.mediaindonesia.com/weekend/368705/teater-koma-tutup-tahun-dengan-cinta-semesta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komunitas: Sebuah Upaya Daring Pembelajaran Literasi

TBM Harapan Jogja: Pengembangan Literasi Lewat Praktik Menulis

Bahasa Puisi yang Begini dan Begitu