Bahasa, Fungsi, dan Faktor Tuturan

 ditulis oleh Cahyo Saputro

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa bahasa merupakan suatu alat atau sarana komunikasi yang digunakan manusia dalam kegiatan sosial. Kegiatan sosial yang dimaksud adalah berkomunikasi dengan bahasa atau berbahasa untuk komunikasi. Hal ini dilakukan oleh penutur (sender) kepada mitra tutur (receiver), di mana tujuan pesan ini mempunyai poin-poin yang berbeda.

Poin-poin yang berbeda diartikan sebagai kekhasan fungsi bahasa. Fungsi bahasa sendiri mempunyai banyak cabang dan ragam pembagian menurut para ahli. Namun, dalam artikel ini penulis merujuk kepada pengertian Roman Jakobson yang membagi fungsi bahasa menjadi enam bagian, yaitu referensial, emotif, konatif, fatik, puitik, dan metalinguistik. Kemudian, bagaimana ketika komunikasi berbahasa tidak mempunyai salah satu fungsi yang disebutkan? Apakah bahasa itu sendiri tetap mempunyai fungsinya? Benar, karena jenis wacana akan menjadi peran yang penting untuk menentukan fungsi bahasa yang dominan.

Kemudian, mengapa hal tersebut terjadi? Hal ini diakibatkan oleh konteks yang melingkupi terjadinya komunikasi tersebut, yang mana bisa diidentifikasi pula terkait dengan penggunaan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan akan lebih mudah diasumsikan karena dianggap kontekstual pol, sedang bahasa tulisan perlu dianalisis lebih lanjut, walaupun hal tersebut sudah mendapati pembagian. Pembagian yang seperti apa? Pembagian di sini merupakan konsepsi dasar enam fungsi bahasa yang telah disampaikan sebelumnya.

Konteks hanyalah salah satu faktor tuturan yang menentukan bagaimana bahasa digunakan. Sebelumnya, Roman Jakobson membagi faktor tuturan yang memengaruhi bahasa, diantaranya adalah penutur, mitra tutur, pesan kode, konteks, dan saluran komunikasi. Singkatnya suatu komunikasi dibangun oleh penutur dan mitra tutur sesuai dengan konteks yang disepakati melalui pesan kode (suatu lambang atau simbol yang dipakai untuk memaknai hal-hal tertentu) di mana sebagian atau seluruhnya diketahui oleh penutur dan mitra tutur. Adapun saluran komunikasi merupakan wadah atau media yang digunakan, baik itu lisan maupun tulisan.

Lebih jauh, penulis juga mengambil pengertian enam fungsi dari sebuah modul pembelajaran bahasa dalam bab pengertian fungsi bahasa milik Dr. Setiawati Darmojuwono, M.Phil. sebagai berikut: “Fungsi referensial terkait dengan makna pesan yang disampaikan dalam konteks tertentu, sedangkan fungsi emotif terkait erat dengan suasana batin penutur terhadap pesan yang disampaikan. Fungsi puitis bahasa merupakan estetika bahasa, yang memungkinkan terciptanya pesan. Fungsi fatis bertujuan untuk mempertahankan komunikasi antara penutur dengan petutur. Fungsi konatif bertujuan untuk menimbulkan reaksi pada petutur (misalnya menyuruh, melarang, mengajak dsb). Fungsi metalingual adalah bahasa yang digunakan sebagai metabahasa untuk menjelaskan hal-hal yang terkait dengan bahasa tersebut (seperti definisi, penjelasan makna kata).”

Sebetulnya, bahasa tidak hanya terbatas pada enam fungsi yang dituliskan pada artikel ini, tetapi pengambilan fungsi bahasa dari pengertian Roman Jakobson sekiranya cukup untuk mengatasi hal-hal bahasa secara sederhana. Tak dipungkiri pula, kecacatan pada literatur ini bisa menjadi penyesatan untuk para pembaca. Maka dari itu, penulis mengucap selamat telah membaca penyesatan ini dan tambahkanlah kesesatanmu sendiri.

Yogyakarta, 2024


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komunitas: Sebuah Upaya Daring Pembelajaran Literasi

TBM Harapan Jogja: Pengembangan Literasi Lewat Praktik Menulis

Bahasa Puisi yang Begini dan Begitu