Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2024

Sebuah Pandangan Tentang Menulis

ditulis oleh Cahyo Saputro “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” (Pramoedya Ananta Toer) Menerka beberapa pertanyaan yang kerap muncul pada diri manusia, ketika bagaimana sebuah fenomena diabadikan. Apakah kita bisa menerka suatu kejadian secara rinci dan runtut apabila disajikan sebuah visualisasi? Pun ketika hal itu dikemas sedemikian rupa dengan lukisan sebagai sebuah output . Secara sensoris, memang kita bisa menerka sebuah kejadian atau fenomena lewat visualisasi, sebagai contoh pada lukisan Raden Saleh yang berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro di mana menceritakan kisah sewaktu Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Pemerintah Hindia-Belanda. Namun, apakah suatu kebenaran atau tuturan bisa tercermin dalam sebuah visualisasi? Kemudian, bagaimana sebuah kebenaran fenomena dibalut menjadi suatu karya yang memotret dan mengabadikan peristiwa tersebut? Perlu digarisbaw...

Bagaimana Peran Estetika dalam Seni?

ditulis oleh Cahyo Saputro Berbicara tentang sebuah nilai, bisa saja diambil dari beberapa kepentingan, seperti nilai estetis atau keindahan. Estetika diyakini sebagai buah bentuk atau suatu perihal tentang suatu yang “indah” atau “keindahan” itu sendiri. Dalam kesederhanaanya, estetika bisa dianggap sebagai ilmu yang membahas tentang keindahan secara luas dengan meliputi bagaimana ia bisa terbentuk dan bagaimana seseorang bisa merasakan hal tersebut. Hal ini tentu berhubungan dengan artikel Berkenalan dengan Estetika  yang menyatakan bahwa bagaimana orang bisa merasa adalah bersumber dari indra sensoris tiap manusia dan tergantung kepada kepekaan tiap individu. Menurut Kurniawan (2016), estetika pada saat ini bisa diartikan sebagai tiga hal, antara lain: 1. ilmu mengenai fenomena estetis; 2. ilmu mengenai fenomena persepsi; dan 3. ilmu mengenai seni sebagai hasil pengalaman estetis. Lebih lanjut, estetika dianggap sebagai ilmu mengenai fenomena estetis di mana memang terdapat pe...

Berkenalan dengan Estetika

ditulis oleh Cahyo Saputro Karya sastra selalu berkaitan dengan estetika dalam setiap pengertiannya. Pengertian-pengertian inilah yang mendorong sebuah pertanyaan tentang apa itu estetika? Estetika muncul pada abad ke-18 Yunani Kuno yang bisa diartikan sebagai keindahan. Istilah estetika dapat ditemui dalam 6 bahasa, yaitu Yunani, Inggris, Prancis, Italia-Spanyol, dan Latin yang mengerucut pada makna keindahan. Dalam perkembangan istilah Yunani, terdapat 4 istilah, yaitu aisthanomai, aesthesis, aestheticos, dan aesthetica. 1. Aisthanomai berarti "merasakan" dengan indra, mengindra. 2. Aesthesis berarti pengindraan, pengamatan. 3. Aestheticos berarti hal-hal yang berkaitan dengan pengindraan. 4. Aesthetica berarti ilmu tentang nilai pengindraan. Alexander Baumgarten (1735) merupakan seorang filsuf rasionalis asal Jerman menyatakan estetika sebagai suatu bidang khusus, di mana secara etimologis kata merupakan teori tentang pengindraan dan merupakan pengetahuan yang berkaitan de...

Menciptakan Ending yang Menghinoptis? Yuk Kita Cari Tahu Bagaimana Caranya!

ditulis oleh Ni Luh Putu Damayanti dan dieditori oleh Siti Khoeriyah Ending cerita yang menghipnotis cenderung akan memancing reaksi pembaca. Hal ini bisa menjadi sebuah daya tarik dari sebuah bacaan. Namun, tidak semua penulis tahu akan hal ini. Mari kita kupas bagaimana cara menciptakan ending yang bisa menghipnotis pembaca!  Pertama, seorang penulis harus menentukan terlebih dahulu ending seperti apa yang diinginkan. Planning ataupun perencanaan di awal sangat diperlukan oleh seorang penulis, hal ini tentu untuk membantu penulis agar tidak kebingungan.   Ending pun harus terkesan masuk akal supaya pembaca tidak merasa frustasi dengan cerita yang kita buat. Kita juga perlu melibatkan pembaca dalam ending yang dibuat agar pembaca merasa tertarik dan menanti ending dari cerita tersebut.  Begitu pula dengan plot twist yang bisa membantu kita membuat ending yang menarik dan mengesankan, plot twist ini tentu harus disesuaikan dengan cerita kita. Selain itu, sebagai ...

APLIKASI BAHASA NONILMIAH DALAM KARYA PUISI

ditulis oleh Cahyo Saputro Sebuah dunia seni menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam menyampaikan pesan-pesan, khususnya seni sastra. Seni sastra merupakan sebuah seni yang menampung ide, konsep, gagasan, dan pesan seorang seniman dalam penyampaian karyanya dengan medium tulisan. Hal ini sejalan dengan pendapat Danziger dan Johnson (1961) yang melihat sastra sebagai "seni bahasa" (dalam Budianta, dkk., 2008), yaitu sebuah cabang seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Soeparno (2013) mengatakan bahwa bahasa menurut teori struktural dapat didefinisikan sebagai suatu sistem tanda arbitrer yang konvensional. Arbitrer merupakan sifat yang semena-mena dalam bahasa. Biasanya, sifat ini dipakai dalam sebuah karya sastra guna memunculkan sebuah keestetisan. Bahasa juga memiliki fungsi yang amat sederhana dan penting, yaitu sebagai alat komunikasi dan pengekspresian diri. Pada aspek komunikasi, bahasa bisa saja dibagi menjadi dua jenis, yaitu bahasa ilmiah dan bahas...

Konsisten dalam Menulis Bisa Memicu Produktivitas? Bagaimana Caranya?

ditulis oleh Ni Luh Putu Damayanti Masalah seorang penulis secara internal cukup banyak, mulai dari masalah malasnya membuat outline, masalah mengenai membangun suasana hati yang baik untuk menulis, masalah rasa masalah, dan masih banyak lagi. Hal ini bisa menyebabkan penulis tidak produktif karena rasa malas itu sendiri. Menulis memang menjadi terapi terbaik yang bisa dikatakan murah meriah, tetapi menulis juga bisa menjadi terasa membosankan. Lantas, apa kunci paling utama agar tidak malas? Jawabannya ingat kembali tujuan awal kamu menulis.  Seorang penulis yang baik adalah penulis yang mampu mengatasi masalahnya, terutama mengenai rasa malas. Hal ini sebenarnya wajar, tetapi jika dalam kurun waktu cukup lama akan menyebabkan naskah menjadi terlantar. Menjadi produktif dalam menulis tentu bukan hal mudah karena kita akan merasa lelah berhadapan dengan deretan kalimat setiap hari, tetapi percayalah jika ini dilatih maka kamu akan terbiasa dan mulai konsisten dalam menulis. Lantas...

Pentingkah Stile dalam Karya Sastra

ditulis oleh Cahyo Saputro Secara garis besar, karya sastra merupakan karya seni dengan bermediumkan bahasa. Bahasa merupakan alat yang digunakan penulis untuk mengungkapkan kembali pengamatan terhadap fenomena kehidupan dalam bentuk tulisan rekaan atau bisa disebut dengan mimesis. Seorang penulis harus dapat menggunakan bahasa yang menarik dalam mengekspresikan gagasan dan imajinasi, karena faktor bahasa merupakan daya pikat pada karya sastra. Dalam hal ini peran gaya bahasa sebagai bentuk karya menjadi ciri khas yang membedakan bentuk tekstual antara para penulis. Menurut Tarigan (2013:04), gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Selain itu, terdapat istilah stile (style, gaya bahasa) yang mana didefinisikan sebagai cara pengucapan bahasa dalam prosa atau bagaimana seseorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan (...

Penulis Orang yang Suka Menyendiri? Yuk, Intip Faktanya!

Oleh: Ni Luh Putu Damayanti  Setiap orang pasti memiliki keunikan tersendiri, pun sama halnya dengan seorang penulis. Profesi yang tengah ramai digandrungi banyak orang karena waktu kerja yang fleksibel dan bisa kerja di mana pun tentu juga memiliki keunikan ataupun ciri khasnya. Sudah bukan menjadi rahasia lagi jika seorang penulis sangat suka berkhayal, tetapi tahukah kamu jika penulis non fiksi pun akan suka berkhayal? Ini sudah menjadi tittle dari penulis sendiri bahwa penulis merupakan seseorang yang memiliki imajinasi yang kuat. Banyak yang beranggapan menjadi penulis adalah profesi yang menyenangkan karena terkesan memiliki banyak waktu luang, tetapi di belakang layar penulis harus rela begadang karena tuntutan deadline . Penulis juga dikenal sebagai pribadi yang suka menyendiri ataupun seorang introver tentu saja hal ini disangkutpautkan dengan penulis yang sangat suka menyendiri. Tanpa mereka sadari, seorang penulis memilih untuk menyendiri demi mencari sebuah ide. Ketena...