Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2024

Tips Mencari Konflik Cerita untuk Karya Fiksi

Tips Mencari Konflik Cerita untuk Karya Fiksi Penulis: Nur Faizatun Khasanah Mencari konflik cerita fiksi ini terbilang cukup mudah. Namun, tidak semua penulis cerita fiksi bisa mengetahui cara tersebut. Oleh sebab itu, perlu diketahui trik khusus bagi para penulis fiksi. Mencari dan membuat konflik cerita fiksi yang disukai pembaca memang tidaklah mudah. Hingga dari sisi penulis sendiri harus mampu menyajikan plot dengan baik, sehingga bisa membentuk alur yang memikat pembaca.  Faktanya, banyak cerita fiksi yang konfliknya hanya berputar pada masalah itu-itu saja. Hal ini membuat penulis terkesan tidak kreatif dalam mengolah konflik cerita. Padahal, terdapat banyak cara yang bisa digunakan untuk mencari konflik cerita fiksi.  Mulai dari cara yang sangat dasar sampai cara yang mungkin belum pernah banyak penulis pikirkan untuk mendapat konflik. Cara ini pastinya akan membantu para penulis fiksi yang stuck  dan buntu ide. Sebelum masuk ke dalam pembahasan, perlu diketahui ...

Kecenderungan Generasi Z Terhadap Hiburan dan Bacaan Berkualitas

Kecenderungan Generasi Z Terhadap Hiburan dan Bacaan Berkualitas Penulis: Siti Khoeriyah Berdasarkan data UNESCO, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara di bidang literasi. Minat baca Indonesia hanya mencapai 0,001% atau hanya 1 orang dari 1000 orang yang membaca. Hal ini tentu saja memprihatinkan. Sementara itu, IKM (Indeks Kegemaran Membaca) Indonesia yang didata oleh Perpusnas, Indonesia mendapat poin sebanyak 63,9 poin di tahun 2022. Hasil IKM ini meningkat sebanyak 7,4% dibanding tahun sebelumnya yang hanya meraih skor 59,52 poin. Indeks ini menunjukkan bahwa Indonesia mengalami kemajuan perihal membaca.  Namun, pada faktanya, Generasi Z atau Gen Z terlalu bergantung pada gawai. Ini bisa dibuktikan dengan hasil riset yang menyatakan bahwa Gen Z bisa menghabiskan 9 jam per hari dalam memainkan gawai. Kenyataannya Gen Z memiliki ketahanan mental yang sangat lemah, hal ini disebabkan oleh ekspetasi sosial; sekolah yang kompetitif; dan penggunaan media sosial secara te...

Mengapa Pemilihan Bahasa dalam Karya Tulis Harus Diperhatikan? Begini Faktanya

Mengapa Pemilihan Bahasa dalam Karya Tulis Harus Diperhatikan? Begini Faktanya Penulis: Nur Faizatun Khasanah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa merupakan lambang bunyi arbitrer yang digunakan oleh masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Oleh sebab itu, pemilihan bahasa ini sangat penting, karena akan digunakan setiap saat—entah kepada orang lebih muda, seumuran, ataupun kepada yang lebih tua. Perlu diingat, penggunaan bahasa tidak sebatas lisan saja. Penggunaan bahasa juga bisa berupa tulisan dan juga bahasa isyarat. Seorang penulis kerap menggunakan bahasa dalam tulisannya. Entah dalam karya fiksi ataupun non fiksi, dengan penyampaian bahasa yang baik maka akan mempermudah dipahami oleh para pembaca. Bahasa yang baik bukan Bahasa Inggris ataupun bahasa asing lainnya. Akan tetapi, bahasa yang sopan didengar, baik dibaca, dan tidak menyinggung pihak lain. Selain itu, bahasa yang baik bisa dibaca oleh siapa pun—termasuk oleh pembaca di bawah umu...

Waspada Dampak Negatif Menulis Fiksi Dewasa Pada Penulis di Bawah Umur

Waspada Dampak Negatif Menulis Fiksi Dewasa Pada Penulis di Bawah Umur Penulis: Nur Faizatun Khasanah Saat ini, banyak penulis di bawah umur yang sudah berani menulis karya fiksi bergenre dewasa. Padahal, hal tersebut sangat sensitif juga berkonotasi negatif bagi diri mereka sendiri dan bagi para pembaca. Di antara banyaknya genre fiksi yang ada—seperti halnya fiksi remaja, religi, romansa, fantasi, dan lain sebagainya— malah banyak penulis di bawah umur yang justru memilih membuat karya bergenre dewasa. Hal tersebut jelas menjadi sesuatu yang harus diberantas agar kualitas penulis di Indonesia terus terjaga dan makin menonjolkan citra positif.  Bukan masalah apabila penulis muda ingin berkarya. Akan tetapi, mereka harus tetap memikirkan segala konsekuensi serta aturan agar tidak melanggar norma agama, terlebih adat kebudayaan masyarakat Indonesia masih cenderung agamis. Lingkup agamis ini jelas sangat menentang perilaku yang jelas-jelas menyimpang, terutama dalam lingkup penyimpan...

Dampak Kecenderungan Generasi Z Membaca Karya Fiksi Dibanding Karya Non Fiksi terhadap Pola Pikir

Dampak Kecenderungan Generasi Z Membaca Karya Fiksi Dibanding Karya Non Fiksi terhadap Pola Pikir Penulis: Nur Faizatun Khasanah PENDAHULUAN Perlu diketahui, karya fiksi dan non fiksi memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Karya fiksi acap kali digunakan sebagai hiburan semata, sementara non fiksi digunakan untuk belajar. Kedua karya tersebut memiliki sisi positifnya masing-masing bagi para pembaca. Menurut KBBI, karya fiksi adalah cerita rekaan atau tidak berdasarkan kenyataan, atau berdasarkan khayalan atau pikiran. Sedangkan non fiksi yaitu yang tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan (tentang karya sastra, karangan, dan sebagainya). Berdasarkan segi struktur, isi, dan manfaat membuat keduanya jelas sangat berbeda. Pun membuat tujuan pembaca ketika mengonsumsi masing-masing karya tersebut akan berbeda pula—entah untuk hiburan semata ataupun untuk menggali informasi dan mendapat pengetahuan lebih mendalam memgenai suatu topik. Namun, perlu diingat juga jika ting...

PANDANGAN GENERASI Z TERHADAP KARYA SASTRA NON FIKSI DI INDONESIA

Pandangan Generasi Z terhadap Karya Sastra Non Fiksi di Indonesia Penulis: Nur Faizatun Khasanah Sama halnya dengan karya fiksi, karya non fiksi sendiri memiliki jenis yang beragam. Dimulai dari karya ilmiah, mata pelajaran di sekolah, dan masih banyak lagi. Namun, karya non fiksi ini kurang diminati terutama oleh Generasi Z karena dianggap karya tulis yang membosankan dan sulit dipahami. Meskipun faktanya, Generasi Z sendiri banyak menemui karya non fiksi ini di dunia pendidikan—entah terkait materi ataupun tugas. Namun, sukar dipungkiri juga jika sebenarnya karya non fiksi ini memiliki dampak yang jauh lebih besar dibanding karya fiksi. Hanya saja bentuk karya non fiksi jauh lebih formal, mengingat karya non fiksi ini memiliki peranan yang berbeda dengan karya fiksi. Karya tulis non fiksi cenderung digunakan sebagai jembatan untuk belajar, daripada untuk menghibur diri sehingga pembahasannya dianggap kurang menarik. Dalam penelitian Magdalena, dkk (2019), menurut data statistik UNESC...

Pandangan Generasi Z terhadap Karya Sastra Fiksi di Indonesia

Pandangan Generasi Z terhadap Karya Sastra Fiksi di Indonesia Penulis: Nur Faizatun Khasanah Pada kenyataannya karya sastra fiksi banyak sekali jenisnya, tidak sebatas novel saja. Melainkan bisa berupa puisi, novelet, cerpen, cerbung, dan lain sebagainya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karya fiksi adalah cerita berdasarkan khayalan atau tidak berdasarkan kenyataan yang bersumber dari pikiran si penulis. Di Indonesia sendiri, karya fiksi sudah bertebaran di mana-mana. Di toko buku contohnya, para pembaca bisa langsung mencarinya di sana sesuai minat masing-masing.  Namun, di Indonesia sendiri karya fiksi ini masih sering dipandang sebelah mata. Banyak yang menganggap jika karya tulis fiksi sekadar karya tanpa manfaat yang akan membuang waktu apabila dibaca. Padahal selama proses menulis karya fiksi, keterampilan bahasa, menulis, dan mengolah alur cerita si penulis sendiri benar-benar harus maksimal. Hal-hal tersebut diupayakan secara maksimal agar menghasilkan karya tulis fik...

Peran Sastra dalam Perubahan Sosial, Apakah Sepenting Itu?

Peran Sastra dalam Perubahan Sosial, Apakah Sepenting Itu? Penulis: Nur Faizatun Khasanah Pada kenyataannya, peran sastra memang tidak sesederhana perkiraan setiap manusia. Banyak hal yang bisa diubah berkat keberadaan karya sastra. Keberadaan sastra ini terbilang sangat penting, hanya saja acap kali sastra dianggap remeh. Terlebih oleh anak muda zaman sekarang, mengingat sastra bukanlah hal utama yang dipelajari di bangku pendidikan. Meski banyak yang menganggap remeh pasal dampak sastra terhadap dunia. Sastra memiliki peranan tersendiri dalam kehidupan, salah satunya ialah perubahan sosial. Menurut KBBI, sosial dapat diartikan berkenaan dengan masyarakat. Hingga bisa disimpulkan jika sastra ini memiliki impak terhadap khalayak umum. Karya sastra sendiri terdiri dari karya fiksi dan non fiksi, pun keduanya memiliki peran yang amat berbeda. Seperti yang sudah diketahui, fiksi berhubungan erat dengan karya yang berasal dari khayalan, sementara non fiksi berupa fakta. Jadi, bisa dipastik...

Sastra dalam Konteks Pendidikan, Begini Fakta yang Perlu Kamu Ketahui

Sastra dalam Konteks Pendidikan, Begini Fakta yang Perlu Kamu Ketahui AreaPenjelajahSastra – Faktanya, sastra itu memiliki arti yang begitu luas. Tidak sebatas tulisan saja. Namun, masih banyak orang yang salah paham saat menafsirkan kata 'sastra' itu sendiri. Menurut KBBI, sastra adalah bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari). Terkait peran sastra bagi peserta didik, berdasarkan Tarigan (1995: 10) sastra berperan dalam perkembangan bahasa, perkembangan kognitif, perkembangan kepribadian, dan perkembangan sosial. Hingga dapat disimpulkan bahwa sastra ini tidak sebatas tulisan atau bacaan. Akan tetapi, lebih luas dari dua komponen tersebut. Mengenai perkembangan bahasa, pembelajaran bahasa di Indonesia sendiri tidak hanya tentang Bahasa Indonesia. Melainkan terdapat pembelajaran bahasa asing dan juga bahasa daerah. Dengan begitu, peserta didik akan mengenal dan mempelajari, bahkan bisa juga menguasai bahasa-bahasa yang diajarkan ...